Di era globalisasi dimana teknologi informasi semakin maju, batas antarnegara semakin tidak terlihat. Masyarakat dengan mudahnya mencari pengobatan di mana saja, baik di dalam maupun di luar negeri. Perubahan tersebut perlu diikuti dengan peningkatan mutu rumah sakit di Indonesia, termasuk Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Walaupun telah memenuhi standar Akreditasi KARS 2012 dengan predikat Paripurna, Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung membuat program yang bertujuan meningkatkan standar mutu serta mengikuti trend persaingan pelayanan kesehatan di dunia Internasional dengan mengadakan pelatihan, workshop, seminar, studi banding dan kegiatan pengembangan yang lainnya untuk mencapai standar Internasional atau JCI (Joint Commision International).
Hari Sabtu, 24 September 2016, Komite Pengendalian Mutu Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung mengadakan workshop peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Workshop kali ini mengulas mengenai metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis). FMEA merupakan metode sistematis berbentuk tabel sebagai tools yang memfasilitasi proses pemikiran untuk mengidentifikasi mode atau modus kegagalan potensial serta dampaknya. Modus kegagalan apa yang bisa terjadi, mengapa modus kegagalan tersebut terjadi, dan dampak yang ditimbulkan apabila terjadinya modus kegagalan menjadi pembahasan yang alot di antara peserta. Pembahasan materi FMEA sangat menarik animo peserta workshop, terlihat dari antusias peserta yang bertahan hingga akhir acara.
Workshop peningkatan mutu dan keselamatan pasien dihadiri oleh Kepala Bagian, Kepala Instalasi, dan penanggung jawab indikator mutu. Acara terbagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi seminar dan sesi praktek. Sesi seminar diisi dengan presentasi materi dari narasumber tunggal, yaitu Bapak Dori Artsyanto, SE., diikuti dengan diskusi dan tanya jawab oleh peserta. Setelah break, seluruh peserta mengikuti praktek pembuatan FMEA secara berkelompok. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok dengan pembahasan topik kasus FMEA yang berbeda. Study case tersebut sangat interaktif, pembuatan komposisi kelompok FMEA tersebut terdiri dari berbagai bidang profesi yang ada di lingkungan rumah sakit, bahkan yang tidak familiar dengan proses tersebut pun ikut terlibat, sehingga pemikiran-pemikirannya sangat out of the box. Adanya masukan dan argumentasi yang sangat potensial muncul dari ide-ide para peserta. Pembahasan FMEA memiliki prinsip bahwa setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapat sehingga kehabisan ide, dengan begitu tim dapat menggambarkan segala modus kegagalan yang mungkin terjadi dan rencana mengantisipasi hal tersebut adalah hasil akhir yang diharapkan.
Workshop dilaksanakan dari pukul 08.15 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesempatan kepada para peserta, sehingga Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung bisa go International dalam bidang pelayanan kesehatan mata, penelitian dan pendidikan.
(Widya Fatimatussolihah, S.Psi –Sekretaris Sub Komite Manajemen Kinerja)