Keratokonus adalah kelainan ektasia kornea yang dikarakteristikan sebagai progresifitas penipisan lapisan stroma, penonjolan bentuk kornea seperti kerucut yang menyebabkan astigmatisma ireguler. Keratokonus dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan.
Angka kejadian keratokonus sekitar 1 berbanding 2000 pada populasi umum. Sebuah hipotesis mengenai patogenesis keratokonus berkaitan dengan predisposisi genetik yang akan berkembang jika dicetuskan oleh faktor lingkungan lainnya. Kasus keratokonus dilaporkan sekitar 6%-8% memiliki riwayat keluarga. Angka kejadian keratokonus unilateral dilaporkan sekitar 14.3% sampai 41%.
Tatalaksana keratokonus berdasarkan derajat tingkat keparahannya. Tujuan dari tatalaksana keratokonus untuk memberikan penglihatan optik yang baik dan memberikan kenyamanan pada pasien. Tahap awal keratokonus dapat diberikan kacamata atau lensa kontak lunak. Keratokonus derajat sedang sampai advance dapat diberikan RGP. Keratokonus derajat berat yang disertasi scar pada bagia sentral kornea dapat dipikirkan untuk terapi operatif.
Kasus keratokonus unilateral memerlukan pemantauan topografi kornea jangka panjang pada mata sebelahnya karena sebagian besar kasus akan berkembang menjadi keratokonus. Pemilihan tatalaksana keratokonus berdasarkan derajat keparahan dari keratokonus dengan tujuan memperbaiki visual optic
Daftar Pustaka
1. American Academy of Ophtalmology. Contact Lens. In: Basic and Clinical Science Course 2016-2017: Clinical Optics.
2. American Academy of Ophtalmology. Corneal Dystrophies and Ectasias. In: Basic and Clinical Science Course 2016-2017: External Disease and Cornea
3. Pahuja N.K., Shetty R., Nuijts R., Agrawal A., Ghosh A, Jayadev C., et. al. An In Vivo Confocal Microscopic Study of Corneal Nerve Morphology in Unilateral Keratoconus. India: Hindawi; 2016. p. 1-5
4. Imbornoni L., Padmanabhan P., Belin M.W., and Deepa M. Long-Term Tomographic Evaluation of Unilateral Keratoconus. India: corneajrnl; 2017. p. 1-9
5. Bae G.H, Kim J.R, Kim C.H, Lim D.H, Chung E.S, and Chung T.Y. Corneal Topography and Tomographic Analysis of Fellow Eyes in Unilateral Keratoconus Patient Using Pentacam. South Korea: Elsevier Inc; 2014. p. 103-9
6. Ayar O., Ozmen M.C., Muftuoglu O., Akdemir M.O., Koc M., Ozulken K. In-vivo corneal biomechanical analysis of unilateral keratoconus. Turkey; Int J Ophthalmol; 2015. p. 1141-5
7. Muftuoglu O., Ayar O., Ozulken K., Ozyol E., Akinci A. Posterior corneal elevation and back difference corneal elevation in diagnosing forme fruste keratoconus in the fellow eyes of unilateral keratoconus patients. Turkey; Elsevier Inc; 2013. p. 1-10
8. Spadea L., Maraone G., Cagini C. A case of unilateral circumscribed posterior keratoconus evaluated by three different imaging tools: optical coherence tomography, videokeratography, and Scheimpflug corneal tomography. Italy: Springer; 2016. p. 1-5
9. Hill S.L., Non-Surgical Treatment of Keratoconus Using Contact Lenses. In:Keratoconus and Keratoectasia Prevention, Diagnosis and Treatment. China:2010. p. 119-30
10. Estrada A.V., Díez P.S., and Alió J.L. Keratoconus Grading and Its Therapeutic Implications. In: Keratoconus Recent Advances in Diagnosis and Treatment. Spain: 2017. p. 177
11. Davidson A.E, Hayes S ,Hardcastle A.J and Tuft S.J, The pathogenesis of keratoconus. Eye: 2014. 28 p. 189-95
12. Wojcik K.A, Blasiak J, Szaflik J and Szaflik J.P. Role of biochemical factors in the pathogenesis of keratoconus. Poland: 2014. 61. P55-62
13. Ivarsen A and Hjortdal J. Collagen Cross-linking for Advanced Progressive Keratoconus. Denmark: Lippincott Williams & Wilkins; 2013. 32. p 903-6
14. Silva C.W., Chan E, Islam F.M.A, Wu T, BSc, Whiting M., Snibson G.R, A Randomized, Controlled Trial of Corneal Collagen Cross-Linking in Progressive
15. Keratoconus. American Academy of Ophthalmology. Elsevier Inc: 2014; 812-21