+62 22 4231280  +62811 2001 005

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN PEMAKAIAN KACAMATA PADA PROGRAM PENAPISAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA SEKOLAH

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan penyebab utama gangguan penglihatan dan penyebab kebutaan kedua tertinggi di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 153 juta orang di seluruh dunia mengalami kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dan 12,7% adalah populasi anak. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang rentan, dimana gangguan penglihatan dapat berdampak serius terhadap kemampuan belajar, prestasi akademis, kualitas hidup, dan kepercayaan dirinya. Penatalaksanaan kelainan refraksi pada anak menjadi sangat penting untuk mencegah berbagai dampak negatif tersebut, mengingat merupakan anak merupakan aset berharga bagi masa depan suatu bangsa.

Kacamata merupakan penatalaksanaan kelainan refraksi yang paling praktis, sederhana, dan murah. Kacamata menjadi pilihan tepat diberikan untuk anak dengan kelainan ini. Usaha pemberian kacamata secara cuma-cuma pada berbagai program kesehatan mata yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil sesuai harapan. Tingkat ketidakpatuhan pemakaian kacamata pada anak dinilai masih tinggi di beberapa negara berkembang di benua Asia dan Amerika. Lebih dari 40% anak tidak patuh memakai kacamata yang telah diberikan. Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan tersebut berbeda-beda di berbagai penelitian; seperti kacamata lupa dibawa, kacamata rusak atau hilang, kekhawatiran terhadap penampilan, dan adanya keluhan saat memakai kacamata menjadi alasan yang paling banyak dikemukakan.

Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten terbesar di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.762,4 km2 dengan dominasi pegunungan atau perbukitan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Kabupaten Bandung sekitar 3.657.701 dan menempati posisi kedua penduduk terbanyak setelah Kabupaten Bogor pada sensus 2017. Sekitar 29,6% penduduknya berusia 0-15 tahun. Kabupaten ini memiliki 514 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 173.656 siswa pada tahun yang sama. Penduduk usia sekolah yang banyak, luas wilayah yang besar, dan geografis yang sulit menjadikan kabupaten ini dianggap perlu mendapat perhatian dalam penatalaksanaan kelainan refraksi.

Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pemakaian kacamata yang paling banyak ditemukan adalah kacamata lupa dibawa, anak merasa tidak perlu kacamata, dan adanya keluhan. Pusing merupakan keluhan yang mendominasi alasan anak tidak patuh memakai kacamata.

Oleh : Maya Primagustya Achmad,dr / Ine Renata Musa, dr, SpM(K)

PMN RS Mata Cicendo / Ilmu Kesehatan Mata FK Unpad

Visi dan Misi

Visi dan Misi Tahun 2020 - Tahun 2024

Visi

To Be Excellence Eye Care 

Misi

Eye Care for Everyone Seeing Better World 

• Eye care:
Memberikan pelayanan kesehatan mata
• For everyone:
Pelayanan yang tidak diskriminatif, kepada seluruh warga masyarakat
Seeing Better world:
Melihat dunia dengan lebih baik

Visitor

Today716
Yesterday2302
This week10936
This month32456
Total1226203

Who Is Online

29
Online

Instalasi SIMRS 2022 © Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. All Rights Reserved.