+62 22 4231280  +62811 2001 005

Fisiologi Gerak Bola Mata

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Mata berperan sebagai organ sensori yang menangkap informasi visual dari lingkungan sekitar yang selanjutnya akan diproses ke pusat penglihatan di otak. Gerakan bola mata yang terkoordinasi dengan baik berperan penting bagi tercapainya fungsi penglihatan ini, yaitu mengatur agar bayangan objek dapat jatuh di retina sehingga terbentuk persepsi visual yang akurat. Gerakan bola mata dapat terjadi melalui aktivitas dari otot ekstraokular yang memainkan peran masing-masing untuk memposisikan bola mata ke suatu arah tertentu.

Otot-otot ekstraokular mendapatkan inervasi dari tiga nervus kranial, yaitu nervus okulomotor, troklear, dan abdusens. Neuron motorik dari ketiga nervus kranial ini memberikan impuls saraf kepada serabut otot ekstraokular, sehingga terjadi potensial aksi dan depolarisasi yang menyebabkan kontraksi dari otot ekstraokular. Hasil akhir dari kontraksi otot ekstraokular ini adalah gerakan bola mata ke suatu arah tertentu. Gerakan bola mata ini juga dimodulasi oleh sejumlah area pada korteks otak, batang otak, dan serebelum, sehingga terbentuk suatu fungsi gerak bola mata yang terintegrasi. Sari kepustakaan ini bertujuan untuk membahas fisiologi gerak bola mata yang dihasilkan dari aktivitas otot-otot ekstraokular dan modulasi sistem saraf yang mengontrolnya.

Otot Ekstraokular

Otot bola mata terdiri dari otot intrinsik yang bersifat involunter dan otot ekstrinsik yang bersifat volunter. Otot intrinsik terdapat di dalam bola mata, terdiri dari muskulus siliaris, muskulus sfingter iris, dan muskulus dilator iris. Otot ekstrinsik yaitu otot ekstraokular, merupakan otot yang terdapat di luar bola mata dan berfungsi untuk mengatur pergerakan dari bola mata. Otot ekstraokular terdiri dari empat otot rektus, yaitu muskulus rektus superior, muskulus rektus inferior, muskulus rektus medial, muskulus rektus lateral; serta dua otot oblik, yaitu muskulus oblik superior dan muskulus oblik inferior.

Anatomi Otot Ekstraokular

Origo dari keempat otot rektus terletak pada annulus Zinn, yaitu struktur cincin fibrotendinosa pada bagian apeks rongga orbita. Keempat otot rektus berjalan.

sepanjang dinding orbita, lalu berinsersi ke bagian anterior dari ekuator bola mata. Jarak antara lokasi insersi otot rektus terhadap tepi limbus bertambah panjang secara bertahap, mulai dari insersi otot rektus medial, lalu ke arah rektus inferior, rektus lateral, dan rektus superior. Jarak insersi otot rektus ini membentuk suatu kurva imajiner yang disebut spiral Tillaux (Gambar 2.1).

Otot oblik superior berasal dari apeks orbita, sebelah atas dari annulus Zinn, berjalan sepanjang dinding superomedial orbita, lalu melewati struktur troklea yang merupakan bagian dari os frontal, kemudian melewati bagian bawah otot rektus superior, sebelum akhirnya berinsersi ke bagian posterior dari ekuator bola mata pada kuadran superotemporal. Otot oblik inferior berasal dari periosteum os maksila, sebelah lateral dari fossa lakrimalis, berjalan melewati bagian bawah rektus inferior dan rektus lateral, lalu berinsersi ke bagian posterior dari ekuator bola mata pada kuadran inferotemporal, di sekitar area macula.

Vaskularisasi Otot Ekstraokular

Otot ekstraokular mendapatkan vaskularisasi cabang muskular arteri oftalmikus. Cabang muskular lateral memberikan vaskularisasi kepada otot rektus lateral, rektus superior, oblik superior; sedangkan cabang muskular medial memberikan vaskularisasi kepada otot rektus inferior, rektus medial, oblik inferior. 3

Arteri lainnya seperti arteri lakrimal, arteri infraorbital, dan arteri siliar anterior turut memberikan sebagian vaskularisai tambahan bagi otot ekstraokular. Sistem vena berjalan paralel dengan sistem arteri. Sistem vena terdiri empat vena vorteks pada bagian posterior bola mata, lalu diteruskan ke drainase sistem vena orbita yang terdiri dari vena oftalmika dan sinus kavernosa (Gambar 2.2).

Inervasi Otot Ekstraokular

Otot ekstraokular mendapatkan inervasi dari tiga nervus kranial. Nervus kranial III (nervus okulomotor) memiliki dua divisi. Divisi superior memberikan inervasi 4

kepada otot rektus superior, sedangkan divisi inferior memberikan inervasi kepada otot rektus medial, rektus inferior, dan oblik inferior. Nervus kranial IV (nervus troklear) memberikan inervasi kepada otot oblik superior. Nervus kranial VI (nervus abdusens) memberikan inervasi kepada otot rektus lateral (Gambar 2.3).

Gerakan bola mata merupakan hasil dari proses integrasi sejumlah organ yang saling terkoordinasi satu sama lain. Otot ekstraokular adalah otot utama penggerak bola mata yang merupakan otot skeletal dengan keunikan sendiri yaitu memiliki rasio perbandingan serabut saraf terhadap serabut otot yang tinggi, sehingga memiliki kemampuan kontrol yang presisi dan akurat terhadap pergerakan bola mata. Struktur anatomi bola mata yang memiliki tiga aksis utama memungkinkan bola mata untuk bergerak ke sejumlah arah secara bebas. Koordinasi kontraksi dan relaksasi otot ekstraokular memungkinkan terjadinya gerakan monokular dan binokular yang menghasilkan pandangan mata ke suatu arah tertentu. Modulasi sirkuit sistem saraf yang kompleks juga berperan dalam mengontrol gerakan bola mata untuk menghasilkan stabilisasi visual yang baik.

Visi dan Misi

Visi dan Misi Tahun 2020 - Tahun 2024

Visi

To Be Excellence Eye Care 

Misi

Eye Care for Everyone Seeing Better World 

• Eye care:
Memberikan pelayanan kesehatan mata
• For everyone:
Pelayanan yang tidak diskriminatif, kepada seluruh warga masyarakat
Seeing Better world:
Melihat dunia dengan lebih baik

Visitor

Today2285
Yesterday2302
This week12505
This month34025
Total1227772

Who Is Online

11
Online

Instalasi SIMRS 2022 © Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. All Rights Reserved.