+62 22 4231280  +62811 2001 005

Kegawatdaruratan Mata akibat Trauma Mekanik

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Kegawatdaruratan mata adalah gangguan pada sistem penglihatan yang dapat bersifat permanen apabila tidak ditangani segera. Tanda dan gejala dari kegawatdaruratan mata perlu diketahui agar penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Ketepatan diagnosis dan pengobatan yang sesuai penting dilakukan untuk mendapat prognosis terbaik. Hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat prognosis terbaik pada kegawatdaruratan mata adalah penilaian keadaan umum dan kondisi mata pasien secara cepat, penegakan diagnosis, pengembangan strategi terapi, pengobatan yang sesuai, persiapan pasien dengan indikasi operasi, penguasaan prinsip dan prosedur tindakan operasi kegawatdaruratan, dan konsultasi dengan profesi lain yang terkait. Berbagai macam trauma pada mata merupakan keadaan kegawatdaruratan mata.

Trauma mata merupakan kasus yang paling sering ditemukan di instalasi gawat darurat. Trauma pada mata merupakan penyebab gangguan permanen dan kehilangan penglihatan unilateral tersering. Trauma mekanik merupakan kegawatdaruratan pada mata. Trauma akibat benda tumpul, laserasi lamelar, ruptur bola mata, trauma penetrasi, benda asing pada bola mata, dan trauma penetrasi merupakan trauma mekanik. Klasifikasi terminologi trauma mekanik, diagnosis, dan manajemen perlu dikuasai untuk dapat menangani trauma pada mata supaya mendapatkan prognosis terbaik.

Trauma pada mata dapat mengenai jaringan dari bola mata, saraf optik dan adneksa, dapat berupa lesi superfisial hingga membahayakan penglihatan. Trauma pada mata yang merupakan kegawatdaruratan dapat dibedakan menjadi trauma mekanik dan trauma non mekanik. Trauma mekanik terdiri dari trauma akibat benda tumpul, laserasi lamelar, ruptur bola mata, trauma penetrasi, benda asing pada bola mata, dan trauma penetrasi. Trauma mekanik dapat berupa trauma tertutup dan trauma terbuka. Trauma non mekanik terdiri dari trauma kimia, trauma radiasi, dan trauma termal.

Terminologi trauma pada mata yang ideal membutuhkan kriteria yang spesifik. Kunci untuk standar penilaian trauma yang digunakan adalah Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT). Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT) merupakan standar sistem terminologi dan klasifikasi yang digunakan untuk menjelaskan dan membagikan informasi trauma pada mata. Terminologi ini digunakan sebagai standar pada trauma mata untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman antara petugas kesehatan dan juga sebagai bentuk komunikasi.

Klasifikasi trauma mekanik pada mata dibagi menjadi trauma terbuka dan trauma tertutup. Trauma terbuka dapat berupa ruptur bola mata, penetrasi, dan perforasi. Trauma tertutup disebabkan karena trauma tumpul yang dapat menyebabkan hifema, pendarahan vitreus, robekan atau lepasnya retina, ruptur koroid, edema makula, perdarahan retrobulbar, dan neuropati optik akibat trauma. Klasifikasi ini merupakan sistem untuk mengkategorikan trauma pada mata ketika pemeriksaan dilakukan dan merupakan standar untuk manajemen klinis dan penelitian untuk trauma pada mata.

Tujuan utama manajemen trauma pada mata adalah untuk mengembalikan anatomi bola mata dan memaksimalkan tajam penglihatan pasien. Manajemen luka terbuka pada mata memiliki empat prinsip untuk mencegah risiko dan mengoptimalkan hasilnya, yaitu meminimalisir kemungkinan memberatnya trauma, meminimalisir risiko infeksi, meminimalisir trauma psikis dari pasien dan keluarga, dan meminimalisir aspek legal.

Manajemen trauma terdiri dari non bedah dan bedah, manajemen non bedah berupa pemberian obat-obatan. Pemberian antibiotik oral dapat diberikan untuk mencegah endoftalmitis, pilihan antibiotik intravena dapat diberikan sebagai alternatif atau akan direncanakan tindakan operasi. Antiemetik terkadang diberikan pada pasien trauma untuk mencegah manuver valsava. Status vaksinasi tetanus perlu dikonfirmasi, booster tetanus dapat diberikan apabila diperlukan. Pasien yang dicurigai atau dengan diagnosis trauma mekanik pada mata perlu diberikan pelindung mata terutama pada pasien dengan luka terbuka untuk mencegah bertambah luasnya trauma.

Simpulan

Kegawatdaruratan mata akibat trauma mekanik harus ditangani dengan cepat karena dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Kecepatan diagnosis dan terapi sementara pada awal triase dapat menentukan prognosis pasien. Trauma pada mata dapat berupa trauma mekanik yang diklasifikasikan berdasarkan istilah yang ditentukan BETT yang berfungsi sebagai standar terminologi trauma mata untuk mencegah kesalahan komunikasi antar tenaga kesehatan. Manajemen trauma mekanik dapat berupa non bedah dan bedah yang penanganannya bergantung dari jenis trauma. Prognosis trauma mekanik pada mata dapat diperkirakan dengan skoring OTS yang dapat memudahkan prediksi hasil akhir tajam penglihatan pada pasien trauma.

oleh : Sufia Permatasari Syaefullah, dr / Dr. R. Angga Kartiwa, dr., Sp.M(K), M.Kes

PMN RS Mata Cicendo / Ilmu Kesehatan Mata FK Unpad

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

  • · Yan H, Wang S. General guideline of ophthalmic emergency. Dalam : Yan H. Ocular Emergency. Singapore: Springer; 2018. hlm.1-28.
  • · Mehendale R, Shinder R. Orbit. Dalam : C. Troutman R. Textbook of Ocular Trauma. Cham: Springer; 2017. hlm. 105-20.
  • · Yan H, Liu Y, Chen S. Introduction. Dalam : Yan H. Mechanical Ocular Trauma: Current Consensus and Controversy. Singapore: Springer; 2016. hlm.1-124.
  • · Abbot T. Triage Basics. Dalam : Abott T. Emergency Triage Education Kit. Canberra: Commonwealth of Australia; 2009. hlm.21.
  • · Sehu W. Three common emergencies. Dalam : Sehu W. Eye Emergency Manual. Edisi ke-2. Sydney: NSW Department of health; 2009. hlm.31-55.
  • · Field D, Tillotson J, Whittingham E. Major accidents and injuries. Dalam : Field D, Tillotson J, Whittingham E. Eye Emergencies the Practitioners Guide. Edisi ke-2. Vol. 2. London: M&K Publishing; 2015. hlm.17-107.
  • · Yan H, You C, Yuan L. Ocular structure change and specific feature when encountered with trauma and pearls. Dalam : Yan H. Anatomy and Examination in Ocular Trauma. Singapore: Springer; 2018. hlm.31-35.
  • · Kuhn F, Morris R, Mester V, Witherspoon D. Terminology of mechanical injuries:the birmingham eye trauma terminology. Dalam : Kuhn F. Ocular traumatology. Berlin: Springer. 2008. hlm.3-10.
  • · Liu Y, Yan H. Introduction. Dalam : Yan H. Atlas of Ocular Trauma. Singapore: Springer; 2019. hlm.1-20.
  • · R. Reshef E, F. Gardiner M. Classification of open globe injuries. Dalam : Grob S, Kloek C. Management of Open Globe Injuries. Cham: Springer; 2018. hlm 1-10.
  • · Bagheri N, N. Wajda B, M. Calvo C, K. Durrani A. Trauma. Dalam : Bagheri N, N. Wajda B. The Wills Eye Manual: office and emergency room diagnosis and treatment of eye disease. Edisi ke-7. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017. hlm.47-112.
  • · Vukosavljevic M, John T, Ocular emergencies. Dalam : John T. The Chicago Eye and Emergency Manual. Illinois: Jaypee-Highlihts; 2011. hlm.384-97.
  • · Gupta B, Sian I, Agrawal R. Ophthalmic trauma: Risk and management update. Expert Rev Ophthalmol. 2014;9(4):315–29.

 

Visi dan Misi

Visi dan Misi Tahun 2020 - Tahun 2024

Visi

To Be Excellence Eye Care 

Misi

Eye Care for Everyone Seeing Better World 

• Eye care:
Memberikan pelayanan kesehatan mata
• For everyone:
Pelayanan yang tidak diskriminatif, kepada seluruh warga masyarakat
Seeing Better world:
Melihat dunia dengan lebih baik

Visitor

Today2093
Yesterday2302
This week12313
This month33833
Total1227580

Who Is Online

13
Online

Instalasi SIMRS 2022 © Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. All Rights Reserved.