Bila pembiasan cahaya pembentuk bayangan pada mata sama dengan panjang aksial bola mata, kita akan melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata.
Bila pembiasan cahaya pembentuk bayangan pada mata lebih pendek dari Panjang aksial bola mata, kita akan melihat buram, disebut rabun jauh (myopia) dan butuh bantuan kacamata lensa cekung (minus) agar melihat melihat jelas.
Bila pembiasan cahaya pembentuk bayangan pada mata lebih panjang dari Panjang aksial bola mata, kita akan melihat buram, disebut rabun dekat (hypermetropia) dan butuh bantuan kacamata lensa cembung (plus) agar melihat jelas.
Perbedaan ketajaman penglihatan pada manusia bervariasi. Ada yang melihat sangat jelas dan tajam tanpa kacamata, atau sebaliknya perlu bantuan kacamata agar dapat melihat jelas. Mengapa terjadi perbedaan? Karena terdapat keragaman dalam besarnya diameter aksial bola mata. Dalam kondisi normal, kekuatan pembelokan cahaya pada kornea maupun lensa adalah sama pada setiap orang, sehingga cahaya yang masuk ke dalam mata akan jatuh pada tempat yang sama, yaitu area penglihatan sentral.
Ketika diameter aksial bola mata berbeda, maka posisi area penglihatan sentral berubah pula, dapat lebih depan atau lebih belakang dari posisi seharusnya. Untuk mengejar perubahan posisi area sentral, diperlukan alat untuk merubah posisi jatuhnya cahaya, yaitu alat bantu refraksi seperti kacamata ataupun lensa kontak.
Dalam mata terdapat 110 juta sel batang dan 6 juta sel kerucut. Sel batang berfungsi melihat gelap/terang sedangkan sel kerucut melihat warna. Masing-masing sel batang memiliki tugas untuk bekerja saat gelap atau terang, dan sel kerucut bekerja pada satu warna.
Mata kita bekerja setidaknya 18 jam sehari, sedangkan kapasitas bekerja sel batang dan kerucut hingga habis pigmen pembentuk bayangan tidak lebih dari 1 menit. Ketika ada sel batang/kerucut kehabisan kapasitas pigmennya, maka fungsi pembentukan bayangan akan diambil alih oleh sel-sel lain walaupun pigmennya berbeda. (oleh Dr Nina Ratnaningsih, SpM(K), MSc)